Thursday, April 24, 2014

Menambah Traffic Matter (00.0 Kb/s)/ Laju Kecepatan Internet Pada Statusbar (Tasted on My Galaxy Y)

Salam Nubie ^_^

Setelah bergumul dengan beberapa tuts yang bertebaran di muka bumi ini, akhirnya gue nemu tuts yang cocok buat si gayung kesayangan. (korban tested) :v
gunanya apa sih traffic matter itu?,, banyak kali gan! selain mempercantik statusbar juga bisa liat gimana speed laju internet saat kita lagi browsing/ dunlud2 gitu. hehehe

Steep ini buat stock deodex & custom rom gan. belum tes buat stock odex. banyak resiko kalo edit apk odex. :P udah gue test ama si gayung posisi custom rom (Haiyan rom) n 100% work. oia musti paham compile decompile juga loh! kalau belum bisa compile decompile baca ini dulu

langsung aja deh cekidot! jangan lupa backup SystemUI nya dulu lho. DWYOR ;-)

Bahan:
  1. SystemUI.apk (Cari pake rotex tempatnya di System/app/disini)
  2. Network.zip Download disini

Eksekusi:
1. Decompile SystemUI
2. Ekstrak Network.zip yang agan dunlud tadi
3. Copy hasil ekstrakan network.zip tadi, paste ke folder decompile'an agan di SystemUI/smali/disini
4. Masuk SystemUI/res/layout
5. Cari Status_bar.xml
6. Buka notepad+(jika pake Pc) atau 920.apk/ texteditor.apk (jika pake hh)
7. tambahkan kode ini:
<in.jmkl.dcsms.statusbargreper.DataTrafik android:layout_gravity="center_vertical" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" />
8. dibawah kode ini

<com.android.systemui.statusbar.IconMerger android:gravity="center_vertical" android:orientation="horizontal" android:id="@id/notificationIcons" android:paddingLeft="6.0dip" android:layout_width="0.0dip" android:layout_height="fill_parent" android:layout_weight="1.0" android:layout_alignParentLeft="true" />
9.   Kalau sudah, Save aja.
10. Recompile apk
11. Signin SystemUI.apk
12. Push ke System/app/disini. jangan lupa ubah permission dulu jd rw-r-r


 Note:
  • Tutorial diatas untuk data Traffic di bagian kanan status bar. kalau pengen rubah ke kiri paste kode tadi, dibawah kode ini 

<LinearLayout android:gravity="center_vertical" android:orientation="horizontal" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent">

  •  Kalau pingin edit sesuai Xda nih link a, XDA Link

SS:
Kanan Statusbar

Kiri Statusbar



Credit:
  1. Allah
  2. Mbah Gugel
  3. Xda
  4. Langit Biru

Tuesday, April 22, 2014

Cara Compile Decompile Apk Menggunakan APK Multitool (Tested on My Galaxy Y)

uyeeee i'm back again ;-)
setelah bertapa beribu-ribu tahun akhirnya bisa muncul lagi dipermukaan yang fana ini (jheaaa lebay bingit tanteeee) wkwkwkwk

lagi-lagi tentang si gayung (Galaxy Young GT-S5360) yang selalu gak puas dengan tampilannya. ditambah racun2 grup gayung dan si bawel yang nyuruh belajar edit sendiri, akhirnya gue pun gugling sana sini. dan edit apk menggunakan apk multitool ini yang paling mudah menurut gue. jheahahaha (sotoyy)

oke dehhh langsung aja yah, gue share cara Compile dan Decompile Apk menggunakan APK Multitool. hmmm kenapa musti APK Multitool?,, ya gak kenapa-kenapa sihhh lagi pengen aja. wkwkwkwkwk :v
simak nih step nya. jangan sampe ketiduranloh!,,

Bahan:
  1.  Laptop/ PC/ Notebook/ dan sejenisnya
  2.  Laptop/ PC/ Notebook/ dan sejenisnya Harus sudah terinstal Java. kalau belum dunlud disini
  3.  Notepad + dunlud disini atau mau pake notepad bawaan juga gpp sih.
  4.  Apk Multi Tool dunlud disini
Eksekusi:
  1. Install java kalau PC agan belum terinstal java.
  2. Ekstrak Apk Multitool
  3. Run setup.bat nya. ntar bakal muncul beberapa folder kayak gini
  4. Pilih nomor 3 enter. setelah selesai terus aja langsung close
  5. Bakal muncul banyak folder nih gan. dari cuma 3 folder jadi 8 folder.
  6. Masukin framework-res dan twframework-res ke folder "other". buka lagi Setup.batnya terus pilih nomor 2. setelah itu install framework-resnya sampai proses selesai. terus klik enter. lakuin yang sama ama twframework 
  7. Masukin file yang mau agan edit ke folder Place-apk-here-for-moding. misal SystemUI, berarti Place-apk-here-for-moding/SystemUI.
  8. Run Script.bat nya. pilih nomor 9 (decompile apk) atau kalau agan punya lebih dari 1 file buat digarap pilih opsi nomor 24 (Set current project) terus pilih deh mau eksekusi yang mana dulu. 
  9. Kalau proses nomor 8 sudah selesai, langsung deh agan menuju ke folder Project. disitu ada hasil decompile'an agan yang siap di eksekusi pakai Notepad+ tadi. jangan tutup script.bat nya. cukup diminimize aja gan.
  10. setelah melakukan pengeditan, agan pilih nomor 11 (compile system apk files). ntar bakal muncul peringatan kek gini, pilih aja "y"
  11. Saat proses berjalan ntar bakal muncul lagi peringatan kayak gini, don't panic baca bismillah dulu. hehehe 
  12. Masuk ke folder yang banyak tadi gan, bakal muncul folder "Keep". nah disini agan hapus semua file yang agan edit. misal tadi edit systemUi. berarti agan cari di folder Keep/SystemUI/Res/Layout/Status_bar.xml hapus dah itu. terus hapus juga file berekstensi .arsc na
  13. Setelah dihapus, buka lagi script.bat na terus enter deh. 
  14. taraaaaaaa file editan udah jadi. cek di folder place-apk-here-for-moding dengan nama UnsignedSystemUI.apk tinggal direname. ubah permission jd rw-r-r terus push ke System/app
  15. Siap dicoba ;-)
 Note:
  • Pada saat proses Re-compile terdapat pesan eror, maka jangan sekali-kali agan lanjutin stepnya. coz itu bakal bikin apknya juga eror/FC
  • yang paling aman ketika menemui pesan eror saat compiling ialah agan masuk script.bat tadi. terus pilih nomor 23 (Read Log). disitu bakal muncul pesan merah cari aja yang tulisannya eror dimana aja.
  • Dan ada beberapa file yg tidak ada di folder keep. Misal kamu mengedit string.xml ataustyle.xml yg adanya di folder res/values. Maka di folder keep ngak akan ada folder values. Begini caranya :
  •  Jika agan mengEdit file di folder smali, hapus file classes.dex
  • Jika kamu mengEdit file di folder values, cukup hapus file resource.ars
  • Untuk folder yg lainnya, silakan langsung menuju ke filenya. Tapi jangan pernah menghapus file yg kamu ngak edit. Intinya, apa yang tadi kamu edit, itu yg harus diapus
    Pada saat proses Re-Compile terdapat pesan error, maka jangan dipaksakan ke langkah 3. Dijamin bakal error Apknya dan bisa menyebabkan FC. - See more at: http://ariefuno-kaizen.blogspot.com/2013/04/cara-compile-apk-dengan-apk-multitool.html#sthash.dRCc8Bgz.dpuf
Credit
Semoga membantu buat para nubie yang lagi belajar moding. keep trying all :*

Tuesday, May 14, 2013

Epistimologi Filsafat Ilmu


BAB I

PENDAHULUAN

I.                   Latar Belakang
Filsafat dan ilmu adalah dua kata yang saling terkait, baik secara substansial maupun historis karena kelahiran ilmu tidak lepas dari peranan filsafat, sebaliknya perkembangan ilmu memperkuat keberadaan filsafat.  Pada perkembangan selanjutnya, ilmu terbagi dalam beberapa disiplin, yang membutuhkan pendekatan, sifat, objek, tujuan dan ukuran yang berbeda antara disiplin ilmu yang satu dengan yang lainnya (Semiawan, 2005).
Filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari kehidupan manusia (The Liang Gie, 2004). Sedangkan menurut Lewis White Beck, filsafat ilmu bertujuan membahas dan mengevaluasi metode-metode pemikiran ilmiah serta mencoba menemukan nilai dan pentingnya upaya ilmiah sebagai suatu keseluruhan.
Pembahasan filsafat ilmu sangat penting karena akan mendorong manusia untuk lebih kreatif dan inovatif. Filsafat ilmu memberikan spirit bagi perkembangan dan kemajuan ilmu dan sekaligus nilai-nilai moral yang terkandung pada setiap ilmu baik pada tataran ontologis, epistemologis maupun aksiologi.
Ketika kita membicarakan tahap-tahap perkembangan pengetahuan tercakup pula telaahan filsafat yang menyangkut pertanyaan mengenai hakikat ilmu. Pertama, dari segi ontologis, yaitu tentang apa dan sampai di mana yang hendak dicapai ilmu. Ini berarti sejak awal kita sudah ada pegangan dan gejala sosial. Dalam hal ini menyangkut yang mempunyai eksistensi dalam dimensi ruang dan waktu, dan terjangkau oleh pengalaman inderawi. Dengan demikian, meliputi fenomena yang dapat diobservasi, dapat diukur, sehingga datanya dapat diolah, diinterpretasi, diverifikasi, dan ditarik kesimpulan. Telaah yang kedua adalah dari segi epistimologi, yaitu meliputi aspek normatif mencapai kesahihan perolehan pengetahuan secara ilmiah, di samping aspek prosedural, metode dan teknik memperoleh data empiris. Kesemuanya itu lazim disebut metode ilmiah, meliputi langkah-langkah pokok dan urutannya, termasuk proses logika berpikir yang berlangsung di dalamnya dan sarana berpikir ilmiah yang digunakannya.  Telaah ketiga ialah dari segi aksiologi yaitu terkait dengan kaidah moral pengembangan penggunaan ilmu yang diperoleh. Berikut pemakalah akan memaparkan lebih lanjut tentang pembahasan Epistimologi Filsafat Ilmu.

II.                Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas  dibuat suatu rumusan masalah yaitu sebagai berikut:
1.      Pengertian Epistimologi
2.      Objek dan Tujuan Epistimologi
3.      Landasan Epistimologi
4.      Ruang Lingkup Epistimologi
5.      Epistimologi Pendidikan
6.      Kedudukan Epistimologi Dalam Filsafat Ilmu
7.      Pengaruh Epistemologi

Jepara, 26 Desember 2012


Pemakalah,



BAB II

PEMBAHASAN

A.                 PENGERTIAN EPISTEMOLOGI
Istilah epistemologi didalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah “Theory of knowledge”. Epistemologi berasal dari kata “episteme” dan “logos”. Episteme berarti pengetahuan dan logos berarti teori. Ada beberapa pengertian epistemologi yang diungkapkan para ahli yang dapat dijadikan pijakan untuk memahami apa sebenarnya epistemologi itu.
Epistemologi juga disebut teori pengetahuan (theory of knowledge). Istilah epistemologi berasal dari kata Yunani episteme berarti pengetahuan, dan logos berarti teori.
Menurut Musa Asy’arie, epistemologi adalah cabang filsafat yang membicarakan mengenai hakikat ilmu, dan ilmu sebagai proses, adalah usaha yang sistematik dan metodik untuk menemukan prinsip kebenaran yang terdapat pada suatu obyek kajian ilmu.
Menurut Dagobert D. Runes epistemologi adalah cabang filsafat yang membahas sumber, struktur, metode-metode dan validitas pengetahuan. Sementara itu, Azyumardi Azra menambahkan, bahwa epistemologi sebagai “ilmu yang membahas tentang keaslian, pengertian, struktur, metode dan validitas ilmu pengetahuan”.
Jadi, Epistemologi dapat didefinisikan sebagai cabang filsafat yang mempelajari asal mula atau sumber, struktur, metode dan sahnya (validitasnya) pengetahuan.

B.                 OBJEK DAN TUJUAN ESTIMOLOGI
            Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, tidak jarang pemahaman objek disamakan dengan tujuan, sehingga pengertiannya menjadi rancu bahkan kabur. Jika diamati secara cermat, sebenarnya objek tidak sama dengan tujuan. Objek sama dengan sasaran, sedang tujuan hampir sama dengan harapan. Meskipun berbeda, tetapi objek dan tujuan memiliki hubungan yang berkesinambungan, sebab objeklah yang mengantarkan tercapainya tujuan.
Dalam filsafat terdapat objek material dan objek formal. Objek material adalah sarwa-yang-ada, yang secara garis besar meliputi hakikat Tuhan, hakikat alam dan hakikat manusia. Sedangkan objek formal ialah usaha mencari keterangan secara radikal (sedalam-dalamnya, sampai ke akarnya) tentang objek material filsafat (sarwa-yang-ada).
Objek epistemologi ini menurut Jujun S.Suriasumatri berupa “segenap proses yang terlibat dalam usaha kita untuk memperoleh pengetahuan.” Proses untuk memperoleh pengetahuan inilah yang menjadi sasaran teori pengetahuan dan sekaligus berfungsi mengantarkan tercapainya tujuan, sebab sasaran itu merupakan suatu tahap pengantara yang harus dilalui dalam mewujudkan tujuan. Tanpa suatu sasaran, mustahil tujuan bisa terealisir, sebaliknya tanpa suatu tujuan, maka sasaran menjadi tidak terarah sama sekali.
Jacques Martain mengatakan: “Tujuan epistemologi bukanlah hal yang utama untuk menjawab pertanyaan, apakah saya dapat tahu, tetapi untuk menemukan syarat-syarat yang memungkinkan saya dapat tahu”. Hal ini menunjukkan, bahwa epistemologi bukan untuk memperoleh pengetahuan kendatipun keadaan ini tak bisa dihindari, akan tetapi yang menjadi pusat perhatian dari tujuan epistemologi adalah lebih penting dari itu, yaitu ingin memiliki potensi untuk memperoleh pengetahuan.

C.                 LANDASAN EPISTEMOLOGI
Landasan epistemologi ilmu disebut metode ilmiah; yaitu cara yang dilakukan ilmu dalam menyusun pengetahuan yang benar. Metode ilmiah merupakan prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu. Jadi, ilmu pengetahuan merupakan pengetahuan yang didapatkan lewat metode ilmiah. Tidak semua pengetahuan disebut ilmiah, sebab ilmu merupakan pengetahuan yang cara mendapatkannya harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat yang harus dipenuhi agar suatu pengetahuan bisa disebut ilmu yang tercantum dalam metode ilmiah. Dengan demikian, metode ilmiah merupakan penentu layak tidaknya pengetahuan menjadi ilmu, sehingga memiliki fungsi yang sangat penting dalam bangunan ilmu pengetahuan. Metode ilmiah telah dijadikan pedoman dalam menyusun, membangun dan mengembangkan pengetahuan ilmu.
Menurut Burhanudin Salam Metode ilmiah dapat dideskripsikan dalam langkah-langkah sebagai berikut :
1)      Penemuan atau Penentuan masalah. Di sini secara sadar kita menetapkan masalah yang akan kita telaah denga ruang lingkup dan batas-batasanya. Ruang lingkup permasalahan ini harus jelas. Demikian juga batasan-batasannya, sebab tanpa kejelasan ini kita akan mengalami kesukaran dalam melangkah kepada kegiatan berikutnya, yakni perumusan kerangka masalah;
2)      Perumusan Kerangka Masalah merupakan usaha untuk mendeskrisipakn masalah dengan lebih jelas. Pada langkah ini kita mengidentifikasikan faktor-faktor yang terlibat dalam masalah tersebut. Faktor-faktor tersebut membentuk suatu masalah yang berwujud gejala yang sedang kita telaah.
3)      Pengajuan hipotesis merupakan usaha kita untuk memberikan penjelasan sementara menge-nai hubungan sebab-akibat yang mengikat faktor-faktor yang membentuk kerangka masalah tersebut di atas. Hipotesis ini pada hakekatnya merupakan hasil suatu penalaran induktif deduktif dengan mempergunakan pengetahuan yang sudah kita ketahui kebenarannya.
4)      Hipotesis dari Deduksi merupakan merupakan langkah perantara dalam usaha kita untuk menguji hipotesis yang diajukan. Secara deduktif kita menjabarkan konsekuensinya secara empiris. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa deduksi hipotesis merupakan identifikasi fakta-fakta apa saja yang dapat kita lihat dalam dunia fisik yang nyata, dalam hubungannya dengan hipotesis yang kita ajukan.
5)      Pembuktian hipotesis merupakan usaha untuk megunpulkan fakta-fakta sebagaimana telah disebutkan di atas. Kalau fakta-fakta tersebut memag ada dalam dunia empiris kita, maka dinyatakan bahwa hipotesis itu telah terbukti, sebab didukung oleh fakta-fakta yang nyata. Dalam hal hipotesis itu tidak terbukti, maka hipotesis itu ditolak kebenarannya dan kita kembali mengajukan hipotesis yang lain, sampai kita menemukan hipotesis tertentu yang didukung oleh fakta.
6)      Penerimaan Hipotesis menjadi teori Ilmiah hipotesis yang telah terbukti kebenarannya dianggap merupakan pengetahuan baru dan diterima sebagai bagain dari ilmu. Atau dengan kata lain hipotesis tersebut sekarang dapat kita anggap sebagai (bagian dari) suatu teori ilmiah dapat diartikan sebagai suatu penjelasan teoritis megnenai suatu gejala tertentu. Pengetahuan ini dapat kita gunakan untuk penelaahan selanjutnya, yakni sebagai premis dalam usaha kita untuk menjelaskan berbagai gejala yang lainnya. Dengan demikian maka proses kegiatan ilmiah mulai berputar lagi dalam suatu daur sebagaimana yang telah ditempuh dalam rangka mendapakan teori ilmiah tersebut.

v  Beberapa Jenis Metode Ilmiah
Menurut Burhanudin Salam beberapa jenis metode ilmiah yaitu :
1.      Observasi
Beberapa ilmu seperti astronomi dan botani telah dikembangkan secara cermat dengan metode observasi. Didalam metode observasi melingkupi pengamatan indrawi seperti : melihat, mendengar, menyentuh, meraba.
2.      Trial and Error
Teknik yang diperoleh karena mengulang-ulang pekerjaan baik metode, teknik, materi, parameter-parameter sampai akhirnya menemukan sesuatu, memerlukan waktu yang lama dan biaya yang tinggi.
3.      Metode eksperimen
Kegiatan ekperimen adalah berdasarkan pada prinsip metode penemuan sebab akibat dan pengajuan hipotesis. Peranan metode ini adalah hanya untuk membedakan satu faktor atau kondisi pada suatu waktu, sedangkan faktor-faktor lainnya diusahakan tidak berubah atau tetap
4.      Metode Statistik
Istilah statistik berarti pengetahuan tentang mengumpulkan, menganalisis dan menggolongkan data sebagai dasar induksi. Metode statistik telah ada sejak lama, yaitu untuk membantu pemimpin dan penguasa mengumpulkan data tentang penduduk, kematian, kesehatan dan perpajakan. Metode statistik ini telah berkembang dan lebih menarik minat lagi, sehingga metode statistik dipakai dalam kehidupan sehari-hari misalnya perdagangan, peredaran uang dan lain sebagainya. Statistik memungkinkan kita untuk menjelaskan sebab dan akibat dan pengaruhnya, melukiskan tipe-tipe dari fenomena-fenomena dan kita dapat membuat perbandingan-perbandingan dengan mempergunakan tabel-tabel dan grafik. Statistik juga dapat meramalkan kejadian-kejadian yang akan datang dengan tingkat ketepatan yang tinggi.
5.      Metode Sampling
Terjadinya sampling, yaitu apabila kita mengambil beberapa anggota atau bilangan tertentu dari suatu kelas atau kelompok sebagai wakil dari keseluruhan kelompok tersebut dapat mewakli secara keseluruhan atau tidak. Seandainya bahan yang akan kita uji itu menunjukkan kesamaan jenisnya melalui sebuah sampel dapatlah diperoleh hasil dengan ketepatan yang tinggi.
6.      Metode Berpikir Reflective
Metode reflective thinking pada umumnya melalui enam tahap, yaitu :
a.       Adanya kesadaran kepada sesuatu masalah
b.      Data yang diperoleh dan relevan yang harus dikumpulkan
c.       Data yang terorganisasi
d.      Formulasi Hipotesis
e.       Deduksi Hipotesis
f.       Deduksi harus berasal dari hipotesis
g.      Pembuktian kebenaran verifikasi

D.                 RUANG LINGKUP EPISTEMOLOGI
M. Arifin merinci ruang lingkup epistemologi, meliputi hakekat, sumber dan validitas pengetahuan. Mudlor Achmad merinci menjadi enam aspek, yaitu hakikat, unsur, macam, tumpuan, batas, dan sasaran pengetahuan. Bahkan, A.M Saefuddin menyebutkan, bahwa epistemologi mencakup pertanyaan yang harus dijawab, apakah ilmu itu, dari mana asalnya, apa sumbernya, apa hakikatnya, bagaimana membangun ilmu yang tepat dan benar, apa kebenaran itu, mungkinkah kita mencapai ilmu yang benar, apa yang dapat kita ketahui, dan sampai dimanakah batasannya. Semua pertanyaan itu dapat diringkat menjadi dua masalah pokok ; masalah sumber ilmu dan masalah benarnya ilmu.
Mengingat epistemologi mencakup aspek yang begitu luas, sampai Gallagher secara ekstrem menarik kesimpulan, bahwa epistemologi sama luasnya dengan filsafat. Usaha menyelidiki dan mengungkapkan kenyataan selalu seiring dengan usaha untuk menentukan apa yang diketahui dibidang tertentu.
Dalam pembahasa-pembahsan epistemologi, ternyata hanya aspek-aspek tertentu yang mendapat perhatian besar dari para filosof, sehingga mengesankan bahwa seolah-olah wilayah pembahasan epistemologi hanya terbatas pada aspek-aspek tertentu. Sedangkan aspek-aspek lain yang jumlahnya lebih banyak cenderung diabaikan.
M. Amin Abdullah menilai, bahwa seringkali kajian epistemologi lebih banyak terbatas pada dataran konsepsi asal-usul atau sumber ilmu pengetahuan secara konseptual-filosofis. Sedangkan Paul Suparno menilai epistemologi banyak membicarakan mengenai apa yang membentuk pengetahuan ilmiah. Sementara itu, aspek-aspek lainnya justru diabaikan dalam pembahasan epistemologi, atau setidak-tidaknya kurang mendapat perhatian yang layak.
Namun, penyederhanaan makna epistemologi itu berfungsi memudahkan pemahaman seseorang, terutama pada tahap pemula untuk mengenali sistematika filsafat, khususnya bidang epistemologi. Hanya saja, jika dia ingin mendalami dan menajamkan pemahaman epistemologi, tentunya tidak bisa hanya memegangi makna epistemologi sebatas metode pengetahuan, akan tetapi epistemologi dapat menyentuh pembahasan yang amat luas, yaitu komponen-komponen yang terkait langsung dengan “bangunan” pengetahuan.

E.                 EPISTEMOLOGI PENDIDIKAN
Epistemologi diperlukan dalam pendidikan antara lain salah satunya dalam hubungannya dengan penyusunan dasar kurikulum. Pengetahuan apa yang harus diberikan pada anak didik, diajarkan di sekolah dan bagaimana cara memperoleh pengetahuan dan cara menyempaikannya seperti apa? Semua itu adalah epistemologinya pendidikan. Lahirnya KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) adalah salah satu usaha baik dari pemerintah untuk memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia. Baik dari segi kognitif, afektif, dan psikomotor.
Melihat kondisi ini, dilihat dari sudut epistemologi adalah seharusnya pengetahuan apa yang harus diberikan kepada anak didik?. Hal ini tentu terkait dengan pengetahuan kita akan kebutuhan yang diperlukan anak didik. Harus mengetahui dan memahami berbagai kemampuan atau kelebihan atau kecerdasan yang dimiliki anak. tidak bisa semua siswa diberlakukan sama.
Bagaimana cara memperoleh pengetahuan? Pada dunia pendidikan cara memperoleh pengetahuan yang sesuai dengan kebutuhan justru pada sekolah-sekolah swasta yang pada dasarnya tidak ingin tergantung pada kapitalisme semata. Mereka mendidik anak-anak dengan mengembangkanpotensi yang ada dengan harapan anak-anak bisa berkembangan secara maksimal. Cara tradisional, guru dianggap sebagai pusat segala-galanya. Guru yang paling pandai dan gudang ilmu. Siswa adalah penerima. Cara model sekarang, banyak diantaranya mengembangkan metode active learning untuk memacu kreativitas dan daya inisiatif siswa. Guru hanya sebagai fasiltator saja. Guru mengarahkan siswa. Siswa dapat memperolehnya melalui diskusi, problem based learning (PBL), pergi ke perpustakaan, belajar dengan e-learning (internet), membaca dan sebagainya. Cara-cara seperti ini akan memacu potensi siswa daripada siswa diperlakukan hanya sebagai objek yag pasif saja.
Bagaimana cara menyampaikannya?. Pertanyaan ini terkait dengan kompetensi guru serta metode atau gaya pengajaran yang mereka terapkan. Cara penyampaian cukup mempengaruhi motivasi siswa dalam belajar. Salah satu contoh SD Kreatif. SD ini memberikan pengajaran yang unik. Kadang guru memberikan pendidikan dengan outbound, dengan bentuk dongeng atau cerita, atau dengan memberikan pesan moral dan mengajak untuk berpikir rasional.[1]

F.                  KEDUDUKAN EPISTIMOLOGI DALAM FILSAFAT ILMU
Ilmu dan moral serta seni merupakan sesuatu yang sulit untuk di pisahkan dimana ke tiga komponen ini saling mempengaruhi satu sama lain. Setiap manusia memiliki penalaran yang luar biasa, maka sering orang berkata bahwa makin cerdas atau pandai kita menemukan kebenaran makin benar maka makin baik pula perbuatan kita. Atau sebaliknya semakin tinggi tingkat penalaran, makin berbudi sesorang tersebut sebab moral mereka dilandasi analisis yang hakiki atau sebaliknya semakin cerdas seseorang maka makin pandai pula kita berdusta dan begitu juga dengan kemajuan teknologi membuat semakin giat orang untuk bersaing. Demikian kemajuan teknologi membuat atau menuntut seseorang menghasilkan sesuatu,

contoh : seseorang ahli kimia merakit sebuah bom, kemampuan   merakit tersebut merupakan suatu ilmu yang dimiliki oleh orang tersebut, kemudian apa manfaat dan kegunaan dari apa yang dibuatnya (bom) di sinilah peranan moral orang tersebut

G.                PENGARUH EPISTEMOLOGI
Secara global epistemologi berpengaruh terhadap peradaban manusia. Suatu peradaban, sudah tentu dibentuk oleh teori pengetahuannya. Epistemologi mengatur semua aspek studi manusia, dari filsafat dan ilmu murni sampai ilmu sosial. Epistemologi dari masyarakatlah yang memberikan kesatuan dan koherensi pada tubuh, ilmu-ilmu mereka itu—suatu kesatuan yang merupakan hasil pengamatan kritis dari ilmu-ilmu—dipandang dari keyakinan, kepercayaan dan sistem nilai mereka. Epistemologilah yang menentukan kemajuan sains dan teknologi. Wujud sains dan teknologi yang maju disuatu negara, karena didukung oleh penguasaan dan bahkan pengembangan epistemologi. Tidak ada bangsa yang pandai merekayasa fenomena alam, sehingga kemajuan sains dan teknologi tanpa didukung oleh kemajuan epistemologi. Epistemologi menjadi modal dasar dan alat yang strategis dalam merekayasa pengembangan-pengembangan alam menjadi sebuah produk sains yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Demikian halnya yang terjadi pada teknologi. Meskipun teknologi sebagai penerapan sains, tetapi jika dilacak lebih jauh lagi ternyata teknologi sebagai akibat dari pemanfaatan dan pengembangan epistemologi.
Epistemologi senantiasa mendorong manusia untuk selalu berfikir dan berkreasi menemukan dan menciptakan sesuatu yang baru. Semua bentuk teknologi yang canggih adalah hasil pemikiran-pemikiran secara epistemologis, yaitu pemikiran dan perenungan yang berkisar tentang bagaimana cara mewujudkan sesuatu, perangkat-perangkat apa yang harus disediakan untuk mewujudkan sesuatu itu, dan sebagainya.


BAB III

KESIMPULAN
Dari pemaparan pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1.      Pengertian Epistimologi
Adalah “ilmu yang membahas tentang keaslian, pengertian, struktur, metode dan validitas ilmu pengetahuan”
2.      Objek dan Tujuan Epistimologi
Dalam filsafat terdapat objek material dan objek formal.
3.      Landasan Epistimologi
Landasan dalam epistemologi ilmu disebut dengan metode ilmiah; yaitu cara yang dilakukan ilmu dalam menyusun pengetahuan yang benar. Metode ilmiah merupakan prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu.
4.      Ruang Lingkup Epistimologi
ruang lingkup epistemologi, meliputi hakekat, sumber dan validitas pengetahuan
5.      Epistimologi Pendidikan
Epistemologi diperlukan dalam pendidikan antara lain salah satunya dalam hubungannya dengan penyusunan dasar kurikulum.
6.      Kedudukan Epistimologi Dalam Filsafat Ilmu
Ilmu dan moral serta seni merupakan sesuatu yang sulit untuk di pisahkan dimana ke tiga komponen ini saling mempengaruhi satu sama lain.
7.      Pengaruh Epistimologi
Epistemologi mengatur semua aspek studi manusia, dari filsafat dan ilmu murni sampai ilmu sosial. Epistemologi dari masyarakatlah yang memberikan kesatuan dan koherensi pada tubuh, ilmu-ilmu mereka itu—suatu kesatuan yang merupakan hasil pengamatan kritis dari ilmu-ilmu—dipandang dari keyakinan, kepercayaan dan sistem nilai mereka
DAFTAR PUSTAKA

Ø  Saifuddin Anshari, Endang. Ilmu, Filsafat dan Agama.1987. Bandung: PT. Bina Ilmu.
Ø  http://tesisdisertasi.blogspot.com/2010/03/filsafat-ilmu-ontologi-epistemologi-dan.html